Dalam kehidupan masyarakat Gayo, pacuan kuda telah menjadi tradisi. Kebiasaan ini sering disebut dengan "resam ni pacu kude".
Berbagai macam tradisi unik berlangsung saat pergelaran pacuan kuda gayo, mulai dari kebiasaan memadati lintasan pacuan, menaiki pagar pembatas, lalu lalang di tengah lintasan, dan kebiasaan unik lainnya yang hanya terjadi pada saat berlangsungnya pergelaran pacuan kuda tradisional Gayo.
Pacuan kuda dengan joki cilik pun sudah menjadi budaya. Saban tahun, biasanya saat perayaan hari kemerdekaan Indonesia ataupun dalam rangka memperingati hari jadi tiga kabupaten bersaudara ini yaitu Bener Meriah, Aceh Tengah dan Gayo Lues. Masyarakat Gayo menggelar pacuan kuda yang diikuti oleh joki-joki cilik berasal dari tiga kabupaten serumpun tersebut.
Kuda yang dikendlikan oleh para joki cilik ini berlangsung secara tradisional, yaitu tanpa memakai pelana. Umumnya para joki ini berusia belasan tahun. [Shiti Maghfira]
Foto: Ahmad Ariska | nanggroegeographic.com
Tidak ada komentar
Posting Komentar